Jika kamu pengguna iPhone, sudah tentu kamu mengandalkan iCloud sebagai media untuk proses sinkronisasi dan backup data. Jika kebetulan kamu berencana meninggalkan iPhone untuk beralih ke Android, bagaimana caranya memindahkan file dari iCloud ke Google Drive?
Menggunakan smartphone Android, tentunya kamu juga wajib menggunakan Google Drive. Tetapi masa iya untuk memindahkan file, kamu harus mengunduh file di iCloud kemudian harus mengunggah ulang ke Google Drive, repot banget kan?
Cara Mudah Pindahkan Data dari iCloud ke Google Drive
Dilansir dari Android Central, Jaka punya cara yang lebih mudah nih. Kamu akan membutuhkan komputer dan harus menginstal aplikasi desktop iCloud dan juga Google Drive di PC atau laptop kamu. Berikut caranya.
Download dan install aplikasi Google Drive maupun iCloud untuk komputer Windows.
Google Drive 1.31.2755.2156
Apps Downloader & Plugin Google
DOWNLOAD
Selanjutnya, buka Google Drive dan iCloud. Masuk dengan akun kamu.
Arahkan kursor kamu ke status bar sebelah kanan dan klik kanan iCloud, lalu klik Open iCloud Drive.
Sama seperti di atas, arahkan ke status bar sebelah kanan dan klik kanan drive kemudian pilih Open Google Drive Folder.
Kamu buka saja secara berdampingan, semua file kamu di iCloud akan termuat di dalam folder tersebut. Terus kamu tinggal pilih semua file kamu lalu drag and drop ke folder Google Drive. Mudah bukan? Jadi nggak perlu kerja dua kali?
Tentu saja, tidak semua data di iCloud bisa dipindahkan ke Google Drive. Cara ini lebih praktis dibandingkan kamu harus mengunduh semua file di iCloud dan mengunggah lagi ke Google Drive. Selamat mencoba ya!
From time to time we will post links to buy products from Amazon.com or other online retailers. If you choose to click, the URL will contain a small code that identifies links from our website, and that signals the retailer to send our company a small percentage of the money you spend. This does not mean we are indebted to Amazon or any other retailer, nor does it lead us to favor some products or companies over others. Our affiliate program functions completely independently of our editorial and newsgathering process. Reporters and editors are not encouraged to cover products because they are available on Amazon or anywhere else, and do not benefit from doing so.
Affiliate links have become a common practice in online publishing, and they offer another means of paying for the high-quality journalism you expect from WIRED. However, if you object to this process, we’ll help you opt out. Here’s how to remove an Amazon affiliate code from a WIRED URL:
Right-click the link in question and select “Copy Link”
Paste the link in your browser’s URL field. Then highlight and delete the ?tag=w050b-20 portion.
Tanggal 29 September 2015 diperkirakan menjadi hari bersejarah bagi Google karena mereka akan perkenalkan gawai Nexus terbaru di San Francisco, Amerika Serikat, seperti yang diberitakan oleh CNN Indonesia. Tahun ini Nexus akan mencapai generasi ketujuh.
Nexus adalah anak emas Google karena selalu menjadi yang pertama mendapatkan pembaruan versi Android. Selain itu perangkat Nexus juga menjadi incaran para pengoprek karena mudah untuk diubah-ubah ROM-nya.
Untuk menyambut kehadiran Nexus terbaru, berikut kami akan sajikan sejarah singkat gawai-gawai Nexus dari pertama kali diperkenalkan Google ke dunia hingga yang paling terakhir.
HTC Nexus One | Google
Nexus One oleh HTC (Januari 2010)
Pada tahun 2010 Google bekerja sama dengan HTC dan memutuskan untuk merilis sebuah ponsel Android pertama kali dengan nama Nexus One. Desain Nexus One mengadopsi desain HTC Desire sehingga terlihat kental rasa premium dengan bodi berlapis Teflon serta kehadiran trackball.
Dari sisi spesifikasi, pada saat itu Nexus One memiliki kumpulan angka-angka terbaik sebut saja seperti prosesor 1GHz, layar AMOLED 3,7-inci, kamera 5MP, dan berjalan di Android 2.1 Eclair.
CEO Sony Ericsson saat itu, Bert Nordberg pernah mengatakan bahwa sebenarnya Google sempat menawarkan Sony Ericsson sebagai vendor untuk memproduksi Nexus One namun ternyata ditolak.
Samsung Nexus S | Google
Nexus S oleh Samsung (Desember 2010)
Belum sampai berganti tahun, pada bulan Desember Google kembali luncurkan ponsel Nexus namun kali ini Samsung yang diiplih menjadi mitra. Nexus S hadir dengan desain khas Samsung saat itu dengan sudut-sudut lengkung berbahan plastik.
Nexus S hadir dengan spesifikasi mirip dengan pendahulunya seperti prosesor 1GHz dan kamera 5MP, namun dengan layar berukuran lebih besar yakni 4-inci berjenis Super AMOLED. Untuk versi Android mendapat peningkatan menjadi Android 2.3 Gingerbread, salah satu versi yang paling panjang masa hidupnya.
Samsung Galaxy Nexus | Google
Galaxy Nexus oleh Samsung (Oktober 2011)
Masih dipercayai oleh Google, Samsung kembali menjadi mitra pembuat ponsel Nexus yang kali ini dinamakan Galaxy Nexus. Samsung menciptakan Galaxy Nexus berdasarkan jajaran ponsel Galaxy S yang saat itu sedang naik daun, di mana membawa layar berukuran 4,65-inci resolusi HD 720 berjenis Super AMOLED.
Salah satu daya tarik ponsel ini dari segi perangkat keras adalah layar yang lengkung, sebenarnya panel layar datar, hanya kaca bagian atas dan bawah yang lengkung, meskipun terlihat hanya sekedar ‘gimmick‘ namun hal ini cukup menarik perhatian banyak orang saat peluncuran perdananya.
Galaxy Nexus membawa Android versi 4 yang dinamakan Ice Cream Sandwich. Dari sisi hardware Galaxy Nexus menggunakan prosesor dual-core, kamera 5MP yang pertama akali dapat melakukan perekaman FullHD 1080p dan ponsel pertama Google yang mendukung jaringan generasi keempat, LTE.
LG Nexus 4 | LG
Nexus 4 oleh LG (Oktober 2012)
Genap setahun pada bulan yang sama Google perkenalkan ponsel Nexus 4 yang kali ini dibuat oleh kompetitor Samsung yang juga dari Korea Selatan, LG. LG mendesain Nexus 4 berdasarkan ponsel flagship Optimus G yang menggunakan prosesor baru yang bertenaga Snapdragon S4 Pro dengan otak empat inti.
Masih berjalan di Android versi 4 namun kali ini sudah 4.2 Jelly Bean, yang hanya merupakan peningkatan minor saja dari Ice Cream Sandwich. Secara umum Nexus 4 menjadi jajaran Nexus Google yang mendapat sambutan besar dari masyarakat sehingga sempat terjadi kekosongan stok di berbagai negara.
LG Nexus 5 | Google
Nexus 5 oleh LG (Oktober 2013)
Melihat kesuksesan Nexus 4 tidak heran di tahun 2013 Google kembali mempercayai LG untuk membuat Nexus 5. Ponsel ini menggunakan otak kelas flagship dengan Snapdragon 800 dan kameranya yang beresolusi 8MP memiliki fitur OIS dengan kemampuan perekaman video FullHD 1080p.Selain kamera dengan OIS, Nexus 5 juga memiliki kemampuan pengisian daya secara nirkabel.
Android 4.4 KitKat meluncur pertama kali di Nexus 5 yang menjadi update Android dengan perubahan besar pertama setelah tiga versi Jelly Bean. Sama seperti Nexus 4, Nexus 5 juga diterima dengan baik oleh pasar ponsel cerdas di dunia.
Motorola Nexus 6 | Google
Nexus 6 oleh Motorola (Oktober 2014)
Setahun yang lalu pada bulan Oktober, Google mengubah mitra mereka untuk membuat ponsel Nexus menjadi Motorola. Masuk akal, karena pada tahun 2011 Motorola telah resmi dibeli oleh Google dan sudah dirumorkan akan menjadi vendor yang akan membuat gawai Nexus. Meskipun pada tahun yang sama Motorla dijual kembali oleh Google ke Lenovo namun tidak mengubah keputusan mereka untuk mempercayakan Motorola sebagai pembuat ponsel jumbo Nexus 6.
Tidak seperti biasanya, kali ini Nexus 6 benar-benar membawa ponsel Nexus ke kelas yang lebih tinggi dengan spesifikasi, ukuran dan harga jual kelas atas. Nexus 6 membawa layar 6 inci resolusi QHD berjenis AMOLED, prosesor Snapdragon 805, kamera 13MP OIS dengan flash berbentuk cincin serta pilihan memori internal 32GB atau 64GB.
Nexus 6 menggunakan Android 5.0 Lollipop, yang memiliki tampilan antarmuka berbeda. Google menamakan desain antarmuka ini “Material Design”.
Ilustrasi ponsel cerdas | Pixabay
Nexus tahun ini?
Sebentar lagi kita akan menyambut bulan Oktober, di mana bulan itu kerap menjadi momen Google memperkenalkan ponsel Nexus terbaru. Rumor sudah banyak beredar yang menyebutkan LG dan Huawei kali ini akan menjadi mitra yang dipercayakan Google untuk membuat dua gawai Nexus dengan ukuran layar 5 dan 6 inci. Kita tunggu saja kejutan apa yang disediakan Google untuk para pecinta ponsel cerdas dengan sistem operasi Android murni.
Carefully consider the pros and cons of shipping goods home before making your investment. Although reputable shipping services do exist, duties and taxes along with lengthy delays can make the whole exercise more trouble than it’s worth. Then there’s the possibility of your beloved purchases not clearing customs on the other side.
Check your home country’s customs and import regulations before making any big purchases. Even items as seemingly innocent as cosmetics and ceramics fall onto contraband lists, as do animal products including furs.
Remember that bartering is not accepted everywhere, particularly not in malls and boutiques. Politely ask, and if it is acceptable, stay jovial while trying to score a great deal – no one likes a scrooge with a bad attitude.
Get your shopping done in the morning or late afternoon. Trying on clothes after battling the peak of the Bali sun is no fun.
If you’re getting items made to order, allow plenty of time for a few rounds of alterations and only pay a small initial deposit until you are completely happy with the result.
Much of the apparel made in Bali cannot be machine-washed. Read the label carefully, and if there’s no label, don’t risk it. Even machine-washable items should be washed separately the first few times.
Bali’s shopping is legendary. Not only are visitors spoiled for choice by the variety of goods on offer, there’s also a rich array of shopping venues and styles. From sorting through hand-painted batiks at a local market to purring over designer duds in air-conditioned malls, shopaholics are sure to find their fix in Bali. We’ve put together a round-up of the best shopping the island has to offer.
A bargain-hunter’s dream: colourful market stalls on Poppies I in Kuta, Bali. Image by Tom Cockrem / Lonely Planet Images / Getty Images
Endless surf wear
Back in the days before indulgent dining, hip hotels and world-class day spas, Bali was a destination reserved for intrepid travellers, most of whom came toting a surfboard. These days, surf shops still persevere with their simple living ethos, while big brand stores like Rip Curl and Billabong now compete against a new army of boutiques offering grassroots brands and a next-level customer experience. Check out Drifter in Seminyak, a Sumatra bean brewing coffee shop set among designer surf gear in a salute to an endless summer; Single Fin, known for its ultimate Sunday session at their Blue Point, Ulu Watu store. Also check out Deus Ex Machina (deuscustoms.com), a grungy surf/skate brand that designs much of its gear – including snug vintage-inspired trunks and wooden longboards – in a 100-year-old Javanese-style house in Canggu where customers can skate, eat, purchase a custom motorcycle and listen to live music. You’ve been warned: buying surf wear in Bali means a whole lot more than shopping.
Get your caffeine fix before carving some waves at surfing store and coffee shop Drifter in Seminyak, Bali. Image by Samantha Chalker / Lonely Planet
Home decor and furniture
Chiseled chairs, tribal rugs, canvas art, antique urns – furniture shopping in Bali is all about statement pieces and classic design. Big spenders can splash out in the comfort of stores like Saya Gallery (sayagallery.com) and treasure hunters might find themselves gawking over glossy Ming Dynasty ceramics at Kharisma Antiques (kharismabali.com). In Ubud itself, collectors may be inclined to pick up some Chinese bamboo bedding at BambooKu (bambooku.com) or a traditional stone carving at Kuluk Gallery (kulukgallery.com). Oh yes, an entire trip to Bali could be dedicated to the art of furniture shopping.
Timeless designs with a spiritual feel at Saya Gallery in Seminyak, Bali. Image by Samantha Chalker / Lonely Planet
Designer shopping in South Bali
So Bali’s notorious phallic bottle-openers and faux watches don’t tickle your fancy? Never fear, Seminyak will have you weighed down by bags of designer duds and forgetting those cheap sarongs in no time. Many of Australia’s most sought-after designers create their magic in Bali and have stores on the island to boot. Scour flamboyant prints by Mister Zimi, playful dresses by Alice McCall and boho bits by Auguste Frank. But it’s not just Australian designers who have set up shop here: you’ll also peruse racks of delicate fabrics by French designer Magali Pascal, sparkling show-stoppers by Brazilian brand Uma and Leopold, and zany gear by This is a Love Song. Still not satisfied? Perhaps the Gucci store at DFS Galleria in Kuta (dfs.com/en/tgalleria-bali) or the Bvlgari Boutique at the Bulgari Resort (bulgarihotels.com) on the Bukit Peninsula will have what you’re looking for.
Wear something flashy when you hit Bali’s sultry bars, with a little help from the eclectic prints at Mister Zimi boutique in Seminyak. Image by Samantha Chalker / Lonely Planet
All things eco
In what might be considered a revolt against the island’s less-than-admirable environmental habits, Bali is becoming a major hub for sustainable and ethically conscious consumerism. Natural dyes, fabrics crafted with a conscience, and community-centric production methods are just some of the hallmarks of the island’s eco-aware products. Look out for brands like Ono Creations (onocreations.com), with its ethical, leather-soft bags made from sustainably sourced fibres like cork oak; Smile Clothing (smileclothing.co), which has a one-for-one donation policy; and Threads of Life, which produces exquisitely detailed textiles in the name of alleviating poverty and preserving culture.
Sustainable vegan bags by Ono Creations at Earth Café. Image by Samantha Chalker / Lonely Planet
Local exports
From the unimaginably delicate Uluwatu lace to kopi luwak coffee, brewed with seeds defecated by the Asian palm civet, Bali offers plenty of home-grown products. Take a day trip to Ubud’s Teba Sari (tebasari.com) plantation to buy coffee beans, aromatherapy products and local herbs and spices. In east Bali, embrace your inner child at Charlys Chocolate Factory (charlyschocolate.com), a cacao farm that produces organic almond milk chocolate and handmade soaps. For those looking for a more immersive shopping experience, sign up for a batik painting class (check balispirit.com for class schedules) and go home with a sarong you’ve painted yourself. Immersive consumer experiences like this one are keeping traditions alive and helping to support local communities.
Endless rows of budget clothing, sunglasses and tourist trinkets on Poppies Gang I in Kuta, Bali. Image by Samantha Chalker / Lonely Planet
Tourist trinkets and market finds
A trip to Bali wouldn’t be complete without a good-humoured bartering session over a sarong (or five), a few pairs of bargain sunglasses, a risqué T-shirt, and countless mentions of good luck and ‘special morning prices’. Even if you think you’re above the bintang-emblazoned apparel, a trip to the local market stands can still prove fruitful with tie-dye kimonos, crochet slips and good quality shoes selling for the price of a mie goreng at a good warung (food stall).
Pada tulisan saya sebelumnya yakni Cara Promosi Blog Dengan Stumbleupon, telah dibahas bahwa situs stumbleupon sangat memberikan kontribusi yang banyak dalam mempromosikan blog. Dan saya sendiri telah membuktikannya. Anda masih tidak percaya? Silahkan membuktikannya sendiri.
Pada tulisan kali ini saya ingin membahas lebih mendalam bagaimana menggunakan situs stumbleupon untuk kepentingan promosi blog dengan lebih baik. Jangan sampai kita malah di banned karena tidak tahu aturan yang digunakan oleh stumbleupon.
Berikut ini adalah tips dalam menggunakan stumbleupon :
Jadilah sebagai pengguna dan kontributor.
Jadilah kontributor stumble yang baik pada niche market yang sesuai dengan kesukaan kita. Misal tentang pemandangan alam, hobi, atau tentang masakan. Cara ini akan meningkatkan pengalaman terutama bagi stumbler yang lain.
Gunakan tags.
Untuk setiap page yang kita masukkan ke dalam stumbleupon, sebaiknya kita gunakan tags sebagai label. Kita bisa menambahkan sampai 5 tags. Ini akan membantu kita secara cepat menemukan page favorit pada profile kita. Juga akan membantu orang lain menemukan page yang kita buat.
Jangan terlalu banyak berpromosi.
Jika kita terlalu banyak menambahkan page pada profile kita, tapi pada saat yang sama kita jarang sekali melakukan stumble, maka page kita akan dianggap spam. Stumbleupon adalah sebuah komunitas, jadi kita jangan terlalu egois mempromosikan diri sendiri. Harus proporsional antara mempromosikan page kita, juga melakukan stumble ke page orang lain yang sesuai dengan interestkita.
Semoga artikel ini bermanfaat. Promosi blog memerlukan usaha yang tidak mudah. Perlu kedisplinan dan kesabaran. Selamat mencoba kawan! dan semoga berhasil ^_^.